LAWANG SEWU MENJADI SAKSI BISU KELAMNYA MASA PENJAJAHAN - Pasti Untung

Breaking

Saturday, January 2, 2021

LAWANG SEWU MENJADI SAKSI BISU KELAMNYA MASA PENJAJAHAN


Icha Trans-Lawang Sewu, pasti sobat traveler sudah tidak asing lagi dengan tempat ini. Lawang Sewu merupakan bangunan Belanda yang cukup populer terutama di kalangan masyarakat Kota Semarang. Lokasinya berada di  Jl. Pemuda, Desa Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Terlepas dari mitosnya yang angker, Lawang Sewu merupakan tempat wisata yang menarik dituju karena arsitekturnya yang unik dan cocok untuk mendapatkan foto yang kece. Lawang Sewu memiliki 429 pintu, karena dahulunya tidak bisa menghitung jadi masyarakat menganalogikan dengan jumlah sewu "Seribu". Yuk belajar sedikit tentang sejarahnya.





Sejarah Singkat





Lawang Sewu dibangun oleh Belanda pada 27 Februari 1904 dan selesai di tahun 1907. Awal mulanya gedung ini memiliki fungsi sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta kepunyaan Belanda dengan nama "Nederlands Indische Spoorweg Maatschappj" atau NIS. NIS merupakan perusahaan yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia dengan jalur yang menghubungkan antara Kota semarang, Surakarta, dan Yogyakarta.





Pada masa perjuangan, bangunan ini menjadi saksi bisu kejamnya masa penjajahan Belanda. Setelah ditinggal oleh NIS, bangunan ini sering di alihfungsikan sebagai tempat tahanann yang begitu menyiksa oleh Belanda-Jepang. Ruang tahanan itupun memiliki nama-nama sendiri, seperti penjara jongkok, penjara berdiri, penjara penyiksaan. Betapa bikin merindingnya buluk kuduk nama-nama penjara itu.





lawang sewu




Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Lawang Sewu menjadi saksi dari sebuah peristiwa yang bernama "Pertempuran Lima Hari Di Semarang" yang berlangsung pada tanggal  14-19 Oktober 1945. Peristiwa yang melibatkan pemuda "AMKA" atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai dari tentara jepang. Berdasarkan keputusan Pemerintah Kota Semarang, Lawang Sewu dimasukkan ke daftar 102 bangunan kuno yang bersejarah di Kota semarang dengan nomor Surat Keputusan Wali Kota 650/50/1992.





Lawang Sewu pernah digunakan sebagai kantor "Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia" yang sekarang dikenal dengan PT. Kereta Api Indonesia. Meski pernah diambil alih oleh pemerintahan Indonesia akantetapi kembali lagi ke tangan PT.KAI. Kemudian dilakukan pemugaran di tempat ini pada Juni 2011, dan di buka untuk masyarakat umum pada tanggal 5 Juli 2011. Lawang Sewu sekarang ini menjadi lokasi wisata yang dibuka untuk umum.





Harga Tiket





Lawang Sewu dibuka mulai pukul 07.00 sampai pukul 21.00 WIB. Untuk masuk ke lokasi ini, kalian hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 10.000 untuk orang dewasa, dan untuk anak-anak/pelajar dikenakan Rp. 5.000. Sedangkan untuk masuk ke ruang bawah tanah kalian diwajibkan membayar biaya tambahan Rp. 30.000 untuk Tour Guide. Cara pembayaran tiket dengan cashless karena menurut Direktur utama PT. KA Pariwisata Totok Suryono hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengunjung dalam mengikuti protokol kesehatan dan untuk meminimalisir kontak fisik. Pengunjung bisa menggunakan aplikasi Blibli, Ovo, dan LinkAja untuk pembayarannya.





Fasilitas Yang Tersedia





Fasilitas disediakan agar pengunjung merasa sangat nyaman saat berkunjung ke Lawang Sewu, fasilitas tersebut berupa Mushola, Toilet, Smoking Area, Ruang PPPK, Museum, Ruang Audio Visual, Kantor Pengelola, Monumen, Loko Uap, Ruang Menyusui, Replika Djoktop.





Lawang Sewu terdiri atas beberapa gedung





lawang sewu




1. Gedung A





Dulunya sebagai bangunan utama yaitu kantor NIS. Memiliki 3 lantai dengan konfigurasi "L" tampak depannya menyerupai bentuk layang-layang dengan pintu masuk utama terletak pada sudut kedua sayapnya. Dengan luas 5.473,28 m2 yang sekarang digunakan sebagai tempat pameran dan objek wisata. Kalian juga bisa mendapatkan foto yang unik dan retro.





2. Gedung B





Gedung B memiliki gaya bangunan yang berbeda dari Gedung A, Gedung B terlihat lebih sederhana menunjukkan seperti pada masanya pada dekade ke-2 abad XX. Dengan luas 4.145,21 m2 memiliki kondisi yang baik dan dalam proses pemeliharaan dan perbaikan.





3. Gedung C





Gedung C memiliki 2 lantai dengan luas 342 m2, dahulunya sebagai tempat mencetak tiket dan jadwal kereta api NIS. Sekarang tempat ini berfungsi sebagai ruang pameran di lantai 1 serta lantai 2 sementara digunakan sebagai kantor Divisi Heritage dan Arsitektur PT. Kereta Api Indosenia (Persero). Sebelah tenggara merupakan ruang tambahan untuk ruang audio visual.





4. Gedung D





Gedung D berlantai 1 dan beratap limas dengan size, panjang 15.8 m, lebar 6.25 m, serta luas 197 m2. Menariknya dari gedung ini pada kepala tiang berbentuk zigurat terbalik dan diantar tiang terdapat tembok dan jendela.





5. Gedung E





Memiliki 1 lantai dengan luas 135 m2, atapnya berupa pelana dengan penutup genteng, dan jendelanya memiliki jalusi kayu. Kondisi gedung terawat baik dalam proses pemeliharaan dan perbaikan.





6. Rumah Pompa





Memiliki denah rumah berbentuk oktagon segi delapan yang masing-masing segi memiliki 2 jendela, kecuali pada pintu bagian timur. Atapnya berbentuk mengerucut mengikuti bidangnya dengan kemuncak menyerupai bola. Kondisi rumah pompa sekarang ini masih terawat dengan baik.





Lawang Sewu merupakan tempat bersejarah yang wajib kalian kunjungi ketika sedang berpergian ke Daerah Semarang. Kalian bisa belajar mengenai sejarahnya serta bisa mengabadikan moment saat berada disana dengan berfoto. Selain itu kalian akan mendapat view yang menarik unik, karena bangunan yang merupakan peninggalan Belanda. Sobat traveler tidak usah bingung jika ingin menghabiskan waktu liburan ke tempat wisata Lawang Sewu. Icha Trans Travel Purbalingga Solo siap mengantarkan sobat traveler pada perjalanan yang aman, nyaman dan menyenangkan.


No comments:

Post a Comment